Senin, 28 Desember 2015

KAROMAH MAKAM SYEKH ABDULLAH MUDZAKKIR



KAROMAH
MAKAM SYEKH ABDULLAH MUDZAKKIR


Mini Riset
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI

Description: Description: Description: Description: Description: D:\Logo\Logo_uin_walisongo.png


Oleh :
Diah Ira Rahmawati    (133511024)



PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penelitian
Di berbagai wilayah di Pulau Jawa terdapat beberapa tempat yang menjadi tujuan utama destinasi wisata masyarakat, khusunya masyarakat muslim Jawa. Objek wisata tersebut diyakini menjadi objek peninggalan (rekam jejak) syi’ar Islam di masa lalu. Sebagaimana objek wisata religi yang ada di Kabupaten Demak.
Kota Demak yang dikenal sebagai Kota Wali adalah salah satu daerah yang di zaman dahulu menjadi wilayah kejayaan Islam di Jawa, bahkan pusat pemerintahan di Jawa Tengah memiliki aset peninggalan sejarah yang hingga kini dapat dikunjungi dan dikaji contohnya Masjid Agung Demak, makam-makam waliulloh dan sebagainya. Di Demak terdepat makam yang tersohor karena makam tersebut konon tetap kokoh di tengah-tengah perairan dan selama bertahun-tahun menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi. Makam tersebut adalah makam waliulloh Syekh Abdullah Mudzakkir seorang ulama’ setempat yang disegani masyarakat karena dinilai sangat berjasa.

B.     Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui sejarah makam Syekh Abdullah Mudzakkir
2.      Untuk mengetahui latar belakang adanya hal yang dianggap keramat di makam Syekh Abdullah Mudzakkir
3.      Untuk mengetahui karomah pada makam Syekh Abdullah Mudzakkir

C.     Manfaat Penelitian
Manfaat dari adanya penelitian ini meliputi sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui sejarah makam Syekh Abdullah Mudzakkir
2.      Dapat mengetahui latar belakang adanya hal yang dianggap keramat di makam Syekh Abdullah Mudzakkir
3.      Dapat mengetahui karomah pada makam Syekh Abdullah Mudzakkir


BAB II
LANDASAN TEORI

Istilah karomah berasal dari bahasa Arab, secara bahasa berarti mulia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaannya kepada Tuhan.[1] Sedangkan menurut syara’ karomah diartikan sebagai “ Khaliqun lil Adat” yaitu kejadian luar biasa pada seorang wali Allah.
Syeikh Thohir bin Sholeh al-Jazairi mengartikan karomah adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi.[2] Sedangkan Imam Qusyairi menjelaskan karomah sebagai tanda-tandakebenaran sikap dan kelakuan seseorang. Barang siapa yang tidak benar sikap dan kelakuannya, maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya. Dan Allah yang Maha Qodim memberitahu kepada kita agar dapat membedakan orang yang benar dan mana yang batil.[3] Dengan demikian, istilah karomah dapat disimpulkan sebagai kejadian luar biasa pada seseorang yang merupakan anugerah dari Allah dikarenakan ketaqwaannya.
Makam yang dikenal pula dengan istilah kubur, diartikan dari kata kerjanya dalam bahasa Arab yakni berarti menanam atau memendam sesuatu, biasanya jenazah seseorang atau bangkai hewan di dalam tanah. Sedangkan arti turunannya ‘pekuburan’ atau ‘pemakaman’ yaitu tempat di mana jenazah-jenazah dikubur. Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh-tokoh penting dalam sejarah.
    



 BAB III
KONDISI LAPANGAN

Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul “Karomah pada Makam Syekh Abdullah Mudzakkir”. Penelitian tersebut dilakukan di Dukuh Pandansari RT 03/04 Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tanggal 23 Desember 2015. Masyarakat yang bermukim di desa tersebut kesemuanya menganut ajaran Islam. Masyarakat di desa tersebut masih tradisional, karena sampai sekarang mereka masih melestarikan tradisi-tradisi nenek moyang, sistem kepercayaan yang masih murni tentunya yang bernafaskan ajaran Islam, dan kehidupan sehari-hari yang masih tergolong sederhana karena letak kediaman penduduk yang berada di antara perairan serta lumayan jauh dari jalur publik.



BAB IV
ANALISIS LAPANGAN

Makam yang berada di laut Jawa yang sekarang banyak dikunjungi peziarah juga diyakini masyarakat sebagai karomah dari seorang wali yaitu Syeikh Abdullah Mudzakkir. Makam Syeikh Abdullah Mudzakkir itu berada di sebuah pekarangan kira-kira seluas 30 m2 yang dikelilingi air laut. Makam tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut.
Masyarakat di Demak atau lebih tepatnya di dukuh Pandansari adalah masyarakat yang masih tergolong tradisional, hal tersebut tampak pada kehidupan sehari-hari dan sistem kepercayaan yang masih mereka yakini termasuk ada hal yang dianggap keramat dengan keberadaan makam terapung ulama’ setempat yakni makam Syekh Abdullah Mudzakkir.
Hal keramat tersebut tidak lain adalah karomah yang diberikan Allah kepada beliau Syekh Abdullah Mudzakkir. Menurut keterangan Mbah Fauzan (61 tahun) selaku juru kunci makam sekaligus keturunan buyut dari Syeikh Abdullah Mudzakkir, dahulunya terjadi rob besar di dukuh Pandansari yang letaknya kira-kira 1,5 KM menjauh dari laut ke arah daratan, rob besar tersebut menghantam dan menenggelamkan makam-makam masyarakat penduduk daerah itu, bahkan juga termasuk pemukiman penduduk saat itu, akan tetapi makam Syekh Abdullah Mudzakkir tidak ikut tergenang air. Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya, beliau merupakan ulama’ setempat yang masih kerabat dari walisongo yang melakukan syiar di wilayah tersebut, beliau dianggap sangat berjasa dalam pembangunan masyarakat setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang beliau ajarkan. Bentuk-bentuk pengabdian beliau meliputi pengajaran ilmu-ilmu agama dengan berdirinya pondok pesantren, sekolah-sekolah diniyah, masjid, dan tempat pengajaran bagi masyarakat.
Syekh Abdullah Mudzakkir juga dikenal sebagai seorang ‘Pejuang’ yang selalu menentang penjajahan Belanda. Dengan ilmu kanuragan yang dimiliki, beliau selalu lolos ketika hendak ditangkap oleh Belanda. Syekh Abdullah Mudzakkir atau dikenal dengan sebutan ‘Mbah Abdullah Mudzakkir’ juga sangat disegani masyarakat karena ketika masih hidup beliau dapat mengobati berbagai penyakit tanpa meminta imbalan. Beliau juga menjalin hubungan politik dan keilmuan dengan para pemuka Kerajaan Demak dan ulama’ atau wali saat itu.
Syekh Abdullah Mudzakkir wafat dikarenakan sakit di masa tua beliau, menurut keterangan mbah Fauzan, beliau meninggalkan keluarganya di daerah tersebut dan berpesan untuk tetap menjalankan syiar Islam. Dan hingga kini masih didapati pemukiman penduduk muslim dan keluarga keturunan mbah Abdullah Mudzakkir di daerah tersebut (dukuh Pandansari). Syekh Abdullah Mudzakkir dimakamkan pada tahun 1950 M, hal unik yang penulis temui adalah hingga kini, makam tersebut masih kokoh di tengah-tengah lautan. Untuk memasuki makam tersebut tidak diizinkan untuk melakukan pemotretan atau dokumentasi apapun, hal ini masih menjadi kepercayaan masyarakat akan hal mistis atau karomah dari Mbah Mudzakkir.
Menurut pendapat sebagian peziarah, dengan berziarah ke makam Syekh Mudzakkir semoga dapat memperoleh keberkahan dan ibrah yang dapat dijadikan tauladan dikehidupan sehari-hari. Banyak pendatang atau peziarah yang mengaku ingin benar-benar berziarah meskipun mereka menempuh jarak yang jauh untuk dapat berziarah ke makam beliau. Mereka berniat agar bisa berdoa di sana tentunya hal itu hanya sebagai perantara saja, karena  doa yang mereka panjatkan hanya kepada Allah SWT, kemudian mendoakan Waliullah (Syekh Mudzakkir) sendiri, keluarga dan kehidupan pribadi mereka. Makam beliau ramai dikunjungi setiap harinya, bahkan sebagian pengunjung terkadang ada yang sengaja datang sekaligus untuk mengabadikannya meskipun bukan di sekitar makam. Biasanya di hari-hari bulan Ramadhan dan menjelang Syawal makam Syekh Abdullah Mudzakkir semakin ramai didatangi oleh peziarah dari berbagai wilayah.
Beberapa orang berkata bahwa makam Mbah Abdullah Mudzakkir itu tetap “Mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi. Berdasarkan pengabdian Syekh Abdullah Mudzakkir untuk agama, negara dan masyarakat semasa hidup beliau, maka sangat patut bila Mbah Abdullah Mudzakkir dikenang hingga sekarang. Banyak masyarakat yang segan terhadap beliau dan menyebut beliau sebagai ‘Sang Pejuang yang Dicintai Masyarakat’.




BAB V
KESIMPULAN

Makam Syekh Abdullah Mudzakkir memiliki karomah yang hingga saat ini dapat disaksikan oleh masyarakat, bentuk karomah tersebut yaitu makam beliau tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut. Hal ini merupakan bukti yang hendak ditunjukkan Allah SWT kepada masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya bahwa ketaqwaan yang dilakukan Syekh Abdullah Mudzakkir pada akhirnya berbuah kemuliaan yang hingga di masa ketika beliau telah wafat dan di makamkan, masyarakat masih dapat memetik keluhuran budi beliau. Karomah tersebut menjadi pembelajaran atau ibrah bagi siapapun yang menyadarinya. Perilaku dan perjuangan Syekh Abdullah Mudzakkir juga dapat menjadi teladan bagi masyarakat bahkan umat muslim pada umumnya.


.



TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan dengan salah satu keturunan Syekh Abdullah Mudzakir yang sekaligus adalah juru kunci makam yang ada di dukuh Pandansari, yaitu Bapak Fauzan pada hari Rabu, 23 Desember 2015. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
A : Diah Ira Rahmawati
B : Fauzan (Narasumber 1)
C : Farida Yulia (Narasumber 2)

A: Tahun Berapakah beliau lahir, wafat dan dimakamkan? Di daerah mana beliau dimakamkan?
B : Untuk tanggal ataupun tahun lahir belum dapat diketahui, dikarenakan hingga kini saya (Bapak Fauzan) yang sebagai keturunan buyut sudah kehilangan jejak tanggalnya, namun Simbah Abdullah Mudzakkir dimakamkan pada tahun 1950 M. Dari dulu makamnya masih menjadi bagian dari dukuh Pandansari RT 03/04.
A : Apa yang menyebabkan Syekh Abdullah Mudzakir wafat?
B : Beliau wafat dikarenakan sakit, karena usia beliau saat itu sudah cukup tua (sepuh).
A : Bagaimana sejarah makam Syekh Abdullah Mudzakir bisa berada ditengah-tengah air/ terapung? Apakah dahulunya memang tanah tersebut menggunung atau bagaimana?
B : Dahulunya area disekitar makam itu adalah daratan yang kemudian di suatu ketika ada rob besar yang akhirnya menenggelamkan daratan dan makam-makam diarea tersebut, jadi makam-makam penduduk akhirnya tenggelam dan hal keramat ataupun yang istimewa adalah makam Syekh Abdullah Mudzakkir tetap ada dan tidak ikut tenggelam. Hal itulah yang akhirnya membuat masyarakat menyebutnya makam terapung.
A : Sebenarnya apa hal yang dianggap keramat dari keberadaan makam tersebut?
B : Kalau untuk keramat yang dimaksud adalah karomah yang diberikan Allah SWT karena keluhuran budi dan ketaqwaan Mbah Mudzakkir semasa hidup beliau, yaitu keajaiban makam beliau tadi, yang hingga kini dapat disaksikan dan berada di atas permukaan air, padahal makam-makam yang lainnya sudah lama kandas dan tenggelam karena rob.
A : Bagaimana sumbangsih atau peran Syekh Abdullah Mudzakir selama hidupnya?
B : Jasa-jasa beliau berupa pembangunan sekolah-sekolah diniyah, pondok, saung untuk mengaji, masjid dalam rangka syiar ajaran islam selain itu beliau dapat menyembuhkan beberapa penyakit tanpa meminta imbalan. Semasa hidup beliau, Syekh Mudzakir sangat keras dalam menentang penjajah, bahkan dengan ilmu kanuragan yang dimiliki beliau berhasil meloloskan diri dari tangan Belanda, banyak teladan yang beliau contohkan kepada masyarakat dan itu semua yang membuat banyak orang segan terhadap Syekh Mudzakir.
A :  Apakah beliau masih keturunan walisongo?
B : Beliau masih kerabat dengan walisongo, bahkan memiliki hubungan keilmuan dan hubungan politik dengan para pemuka Kerajaan Demak.
A : Apakah beliau ulama asli yang menetap di daerah ini? Dan bagaimana keluarganya sekarang?
B : Beliau adalah ulama’ asli daerah ini, dan keluarga yang ditinggalkan ada yang menetap di sini, salah satunya yaitu keluarga saya (Bapak Fauzan), dan beberapa anggota keluarga beliau yang lain menyebar dan melakukan syiar Islam.
A : Apakah ada saat-saat tertentu di mana makam ini ramai dikunjungi?
B : Makam beliau ramai dikunjungi setiap harinya, bahkan sebagian pengunjung terkadang ada yang sengaja datang sekaligus untuk mengabadikannya meskipun bukan di sekitar makam. Biasanya di hari-hari bulan Ramadhan dan menjelang Syawal makam Syekh Abdullah Mudzakkir semakin ramai didatangi oleh peziarah dari berbagai wilayah.
A : Bagaimana pandangan bapak megenai sisi positif keberadaan makam ini?
B : Kebaradaan makam ini mungkin menjadi berkah bagi banyak orang, bukan hanya untuk masyarakat di sekitar tetapi juga bagi banyak pengunjung / peziarah.

A : Apa tujuan saudara mengunjungi makam Syekh Abdullah Mudzakir? Bagaimana tanggapan anda mengenai makam tersebut?
C : Tujuan utama saya, saya ingin mendoakan beliau, dan mungkin dengan berziarah ini saya mendapatkan keberkahan karena karomah beliau, dan sebagai perantara bagi saya dalam berdoa kepada Allah SWT. Selain itu, saya ingin mengunjungi makam ini sebagai salah satu destinasi wisata religi saya.


BIODATA MAHASISWA

Nama              : Diah Ira Rahmawati
NIM                : 133511024
Kelas               : PM-5A
TTL                 : Demak, 13 Januari 1996
Alamat            : Dukuh Lerep RT 03/06 Desa Bumirejo, Kecamatan   Karangawen, Kabupaten Demak
No. Telp.         : 085728226482
E-mail             : diahira_rahmawati@gmail.com
Pendidikan     :
              SD N 02 Bumirejo
              Mts N Karangawen
              MAN 01 Semarang
              Sekarang masih menempuh pendidikan S1 di UIN Walisongo Semarang.





 


LAMPIRAN

Description: Description: Description: Description: E:\gambar\20151223_141339.jpg   Description: Description: Description: Description: E:\gambar\IMG20151223143713.jpg
Description: Description: Description: Description: E:\gambar\IMG20151223143808.jpg  Description: Description: Description: Description: E:\gambar\IMG20151223145452.jpg




DAFTAR PUSTAKA


Al-Jazairi, Thohir bin Sholeh. 2008. Jawahirul Kalamiyah terj. Jakfar Amir. Pekalongan: Raja Murah.
Departemen Kebudayaan dan Pendidikan. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Naisabury, Abul Qosim Abdul Karim Hawazimqusyairi. 2010. Risalatul Qusyairiyah (terj.). Yogyakarta: Darul Khoir.


[1] Departemen Kebudayaan dan Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 483.
[2] Thohir bin Sholeh al-Jazairi, Jawahirul Kalamiyah terj. Jakfar Amir, (Pekalongan: Raja Murah, 2008), hlm. 40.
[3] Abul Qosim Abdul Karim Hawazimqusyairi Naisabury, Risalatul Qusyairiyah (terj.), (Yogyakarta: Darul Khoir, 2010), hlm. 353.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar