KAROMAH
MAKAM
SYEKH ABDULLAH MUDZAKKIR
Mini Riset
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI
Oleh :
Diah Ira Rahmawati (133511024)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Di berbagai wilayah di Pulau
Jawa terdapat beberapa tempat yang menjadi tujuan utama destinasi wisata
masyarakat, khusunya masyarakat muslim Jawa. Objek wisata tersebut diyakini
menjadi objek peninggalan (rekam jejak) syi’ar Islam di masa lalu. Sebagaimana
objek wisata religi yang ada di Kabupaten Demak.
Kota Demak yang dikenal sebagai Kota
Wali adalah salah satu daerah yang di zaman dahulu menjadi wilayah kejayaan
Islam di Jawa, bahkan pusat pemerintahan di Jawa Tengah memiliki aset
peninggalan sejarah yang hingga kini dapat dikunjungi dan dikaji contohnya
Masjid Agung Demak, makam-makam waliulloh dan sebagainya. Di Demak terdepat
makam yang tersohor karena makam tersebut konon tetap kokoh di tengah-tengah
perairan dan selama bertahun-tahun menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi.
Makam tersebut adalah makam waliulloh Syekh Abdullah Mudzakkir seorang ulama’
setempat yang disegani masyarakat karena dinilai sangat berjasa.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui sejarah
makam Syekh Abdullah Mudzakkir
2.
Untuk mengetahui latar belakang adanya hal yang dianggap keramat di makam Syekh Abdullah Mudzakkir
3.
Untuk mengetahui karomah pada makam Syekh Abdullah Mudzakkir
C.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari adanya penelitian ini meliputi sebagai
berikut:
1.
Dapat mengetahui sejarah makam Syekh Abdullah Mudzakkir
2.
Dapat mengetahui latar belakang adanya hal yang dianggap keramat di makam Syekh Abdullah Mudzakkir
3.
Dapat mengetahui karomah pada makam Syekh Abdullah Mudzakkir
BAB II
LANDASAN
TEORI
Istilah karomah
berasal dari bahasa Arab, secara bahasa berarti mulia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah
dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan
manusia biasa karena ketaqwaannya kepada Tuhan.[1] Sedangkan
menurut syara’ karomah diartikan sebagai “ Khaliqun
lil Adat” yaitu kejadian luar biasa pada seorang wali Allah.
Syeikh Thohir bin Sholeh al-Jazairi mengartikan karomah
adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai
dengan pengakuan seorang Nabi.[2]
Sedangkan Imam Qusyairi menjelaskan karomah sebagai tanda-tandakebenaran sikap
dan kelakuan seseorang. Barang siapa yang tidak benar sikap dan kelakuannya,
maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya. Dan Allah yang Maha Qodim
memberitahu kepada kita agar dapat membedakan orang yang benar dan mana yang
batil.[3]
Dengan demikian, istilah karomah dapat disimpulkan sebagai kejadian luar biasa
pada seseorang yang merupakan anugerah dari Allah dikarenakan ketaqwaannya.
Makam yang dikenal pula dengan istilah kubur,
diartikan dari kata kerjanya dalam bahasa Arab yakni berarti menanam atau
memendam sesuatu, biasanya jenazah seseorang atau bangkai hewan di dalam tanah.
Sedangkan arti turunannya ‘pekuburan’ atau ‘pemakaman’ yaitu tempat di mana
jenazah-jenazah dikubur. Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya
tokoh-tokoh penting dalam sejarah.
BAB III
KONDISI
LAPANGAN
Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul “Karomah pada Makam Syekh Abdullah
Mudzakkir”. Penelitian tersebut dilakukan di Dukuh Pandansari RT 03/04
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tanggal 23 Desember 2015. Masyarakat
yang bermukim di desa tersebut kesemuanya menganut ajaran Islam. Masyarakat di
desa tersebut masih tradisional, karena sampai sekarang mereka masih
melestarikan tradisi-tradisi nenek moyang, sistem kepercayaan yang masih murni
tentunya yang bernafaskan ajaran Islam, dan kehidupan sehari-hari yang masih
tergolong sederhana karena letak kediaman penduduk yang berada di antara
perairan serta lumayan jauh dari jalur publik.
BAB
IV
ANALISIS
LAPANGAN
Makam yang berada di laut Jawa yang sekarang banyak
dikunjungi peziarah juga diyakini masyarakat sebagai karomah dari seorang wali
yaitu Syeikh Abdullah Mudzakkir. Makam Syeikh Abdullah Mudzakkir itu berada di
sebuah pekarangan kira-kira seluas 30 m2 yang dikelilingi air laut. Makam
tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang
pasang surut air laut.
Masyarakat di Demak atau lebih tepatnya di dukuh
Pandansari adalah masyarakat yang masih tergolong tradisional, hal tersebut tampak
pada kehidupan sehari-hari dan sistem kepercayaan yang masih mereka yakini
termasuk ada hal yang dianggap keramat dengan keberadaan makam terapung ulama’
setempat yakni makam Syekh Abdullah Mudzakkir.
Hal keramat tersebut tidak lain adalah karomah yang
diberikan Allah kepada beliau Syekh Abdullah Mudzakkir. Menurut keterangan Mbah
Fauzan (61 tahun) selaku juru kunci
makam sekaligus keturunan buyut dari Syeikh Abdullah Mudzakkir, dahulunya terjadi
rob besar di dukuh Pandansari yang letaknya kira-kira 1,5 KM menjauh dari laut
ke arah daratan, rob besar tersebut menghantam dan menenggelamkan makam-makam
masyarakat penduduk daerah itu, bahkan juga termasuk pemukiman penduduk saat
itu, akan tetapi makam Syekh Abdullah Mudzakkir tidak ikut tergenang air. Hal
tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah
Mudzakkir semasa hidupnya, beliau merupakan ulama’ setempat yang masih kerabat
dari walisongo yang melakukan syiar di wilayah tersebut, beliau dianggap sangat
berjasa dalam pembangunan masyarakat setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun
tradisi yang beliau ajarkan. Bentuk-bentuk pengabdian beliau meliputi
pengajaran ilmu-ilmu agama dengan berdirinya pondok pesantren, sekolah-sekolah
diniyah, masjid, dan tempat pengajaran bagi masyarakat.
Syekh Abdullah Mudzakkir juga dikenal sebagai
seorang ‘Pejuang’ yang selalu menentang penjajahan Belanda. Dengan ilmu
kanuragan yang dimiliki, beliau selalu lolos ketika hendak ditangkap oleh
Belanda. Syekh Abdullah Mudzakkir atau dikenal dengan sebutan ‘Mbah Abdullah Mudzakkir’ juga sangat
disegani masyarakat karena ketika masih hidup beliau dapat mengobati berbagai
penyakit tanpa meminta imbalan. Beliau juga menjalin hubungan politik dan
keilmuan dengan para pemuka Kerajaan Demak dan ulama’ atau wali saat itu.
Syekh Abdullah Mudzakkir wafat dikarenakan sakit di
masa tua beliau, menurut keterangan mbah Fauzan, beliau meninggalkan
keluarganya di daerah tersebut dan berpesan untuk tetap menjalankan syiar
Islam. Dan hingga kini masih didapati pemukiman penduduk muslim dan keluarga
keturunan mbah Abdullah Mudzakkir di daerah tersebut (dukuh Pandansari). Syekh
Abdullah Mudzakkir dimakamkan pada tahun 1950 M, hal unik yang penulis temui
adalah hingga kini, makam tersebut masih kokoh di tengah-tengah lautan. Untuk
memasuki makam tersebut tidak diizinkan untuk melakukan pemotretan atau
dokumentasi apapun, hal ini masih menjadi kepercayaan masyarakat akan hal
mistis atau karomah dari Mbah Mudzakkir.
Menurut pendapat sebagian peziarah, dengan berziarah
ke makam Syekh Mudzakkir semoga dapat memperoleh keberkahan dan ibrah yang dapat dijadikan tauladan
dikehidupan sehari-hari. Banyak pendatang atau peziarah yang mengaku ingin
benar-benar berziarah meskipun mereka menempuh jarak yang jauh untuk dapat
berziarah ke makam beliau. Mereka berniat agar bisa berdoa di sana tentunya hal
itu hanya sebagai perantara saja, karena
doa yang mereka panjatkan hanya kepada Allah SWT, kemudian mendoakan Waliullah (Syekh Mudzakkir) sendiri,
keluarga dan kehidupan pribadi mereka. Makam beliau ramai dikunjungi setiap
harinya, bahkan sebagian pengunjung terkadang ada yang sengaja datang sekaligus
untuk mengabadikannya meskipun bukan di sekitar makam. Biasanya di hari-hari
bulan Ramadhan dan menjelang Syawal makam Syekh Abdullah Mudzakkir semakin
ramai didatangi oleh peziarah dari berbagai wilayah.
Beberapa orang berkata bahwa makam Mbah Abdullah
Mudzakkir itu tetap “Mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang
air laut tinggi. Berdasarkan pengabdian Syekh Abdullah Mudzakkir untuk agama,
negara dan masyarakat semasa hidup beliau, maka sangat patut bila Mbah Abdullah
Mudzakkir dikenang hingga sekarang. Banyak masyarakat yang segan terhadap
beliau dan menyebut beliau sebagai ‘Sang
Pejuang yang Dicintai Masyarakat’.
BAB
V
KESIMPULAN
Makam Syekh Abdullah Mudzakkir memiliki karomah yang
hingga saat ini dapat disaksikan oleh masyarakat, bentuk karomah tersebut yaitu
makam beliau tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut. Hal
ini merupakan bukti yang hendak ditunjukkan Allah SWT kepada masyarakat sekitar
khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya bahwa ketaqwaan yang dilakukan
Syekh Abdullah Mudzakkir pada akhirnya berbuah kemuliaan yang hingga di masa
ketika beliau telah wafat dan di makamkan, masyarakat masih dapat memetik
keluhuran budi beliau. Karomah tersebut menjadi pembelajaran atau ibrah bagi siapapun yang menyadarinya.
Perilaku dan perjuangan Syekh Abdullah Mudzakkir juga dapat menjadi teladan
bagi masyarakat bahkan umat muslim pada umumnya.
.
TRANSKIP
WAWANCARA
Wawancara ini dilakukan dengan salah satu keturunan
Syekh Abdullah Mudzakir yang sekaligus adalah juru kunci makam yang ada di dukuh Pandansari, yaitu Bapak Fauzan
pada hari Rabu, 23 Desember 2015. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
A
: Diah Ira Rahmawati
B
: Fauzan (Narasumber 1)
C
: Farida Yulia (Narasumber 2)
A: Tahun Berapakah beliau lahir, wafat dan dimakamkan?
Di daerah mana beliau dimakamkan?
B : Untuk tanggal ataupun tahun lahir belum dapat
diketahui, dikarenakan hingga kini saya (Bapak Fauzan) yang sebagai keturunan
buyut sudah kehilangan jejak tanggalnya, namun Simbah Abdullah Mudzakkir
dimakamkan pada tahun 1950 M. Dari dulu makamnya masih menjadi bagian dari
dukuh Pandansari RT 03/04.
A : Apa yang menyebabkan Syekh Abdullah Mudzakir
wafat?
B : Beliau wafat dikarenakan sakit, karena usia
beliau saat itu sudah cukup tua (sepuh).
A : Bagaimana sejarah makam Syekh Abdullah Mudzakir bisa
berada ditengah-tengah air/ terapung? Apakah dahulunya memang tanah tersebut
menggunung atau bagaimana?
B : Dahulunya area disekitar makam itu adalah
daratan yang kemudian di suatu ketika ada rob besar yang akhirnya menenggelamkan
daratan dan makam-makam diarea tersebut, jadi makam-makam penduduk akhirnya
tenggelam dan hal keramat ataupun yang istimewa adalah makam Syekh Abdullah
Mudzakkir tetap ada dan tidak ikut tenggelam. Hal itulah yang akhirnya membuat
masyarakat menyebutnya makam terapung.
A : Sebenarnya apa hal yang dianggap keramat dari
keberadaan makam tersebut?
B : Kalau untuk keramat yang dimaksud adalah karomah
yang diberikan Allah SWT karena keluhuran budi dan ketaqwaan Mbah Mudzakkir
semasa hidup beliau, yaitu keajaiban makam beliau tadi, yang hingga kini dapat
disaksikan dan berada di atas permukaan air, padahal makam-makam yang lainnya
sudah lama kandas dan tenggelam karena rob.
A : Bagaimana sumbangsih atau peran Syekh Abdullah
Mudzakir selama hidupnya?
B : Jasa-jasa beliau berupa pembangunan
sekolah-sekolah diniyah, pondok, saung untuk mengaji, masjid dalam rangka syiar
ajaran islam selain itu beliau dapat menyembuhkan beberapa penyakit tanpa
meminta imbalan. Semasa hidup beliau, Syekh Mudzakir sangat keras dalam
menentang penjajah, bahkan dengan ilmu kanuragan yang dimiliki beliau berhasil
meloloskan diri dari tangan Belanda, banyak teladan yang beliau contohkan
kepada masyarakat dan itu semua yang membuat banyak orang segan terhadap Syekh
Mudzakir.
A : Apakah
beliau masih keturunan walisongo?
B : Beliau masih kerabat dengan walisongo, bahkan
memiliki hubungan keilmuan dan hubungan politik dengan para pemuka Kerajaan
Demak.
A : Apakah beliau ulama asli yang menetap di daerah
ini? Dan bagaimana keluarganya sekarang?
B : Beliau adalah ulama’ asli daerah ini, dan
keluarga yang ditinggalkan ada yang menetap di sini, salah satunya yaitu
keluarga saya (Bapak Fauzan), dan beberapa anggota keluarga beliau yang lain
menyebar dan melakukan syiar Islam.
A : Apakah ada saat-saat tertentu di mana makam ini
ramai dikunjungi?
B : Makam beliau ramai dikunjungi setiap harinya,
bahkan sebagian pengunjung terkadang ada yang sengaja datang sekaligus untuk
mengabadikannya meskipun bukan di sekitar makam. Biasanya di hari-hari bulan
Ramadhan dan menjelang Syawal makam Syekh Abdullah Mudzakkir semakin ramai
didatangi oleh peziarah dari berbagai wilayah.
A : Bagaimana pandangan bapak megenai sisi positif
keberadaan makam ini?
B : Kebaradaan makam ini mungkin menjadi berkah bagi
banyak orang, bukan hanya untuk masyarakat di sekitar tetapi juga bagi banyak
pengunjung / peziarah.
A : Apa tujuan saudara mengunjungi makam Syekh
Abdullah Mudzakir? Bagaimana tanggapan anda mengenai makam tersebut?
C : Tujuan utama saya, saya ingin mendoakan beliau,
dan mungkin dengan berziarah ini saya mendapatkan keberkahan karena karomah
beliau, dan sebagai perantara bagi saya dalam berdoa kepada Allah SWT. Selain
itu, saya ingin mengunjungi makam ini sebagai salah satu destinasi wisata
religi saya.
BIODATA
MAHASISWA
Nama : Diah Ira
Rahmawati
NIM : 133511024
Kelas : PM-5A
TTL : Demak, 13 Januari 1996
Alamat : Dukuh Lerep
RT 03/06 Desa Bumirejo, Kecamatan
Karangawen, Kabupaten Demak
No.
Telp. : 085728226482
Pendidikan :
SD N 02 Bumirejo
Mts N Karangawen
MAN 01 Semarang
Sekarang masih menempuh pendidikan S1 di UIN Walisongo Semarang.
LAMPIRAN
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Jazairi,
Thohir bin Sholeh. 2008. Jawahirul
Kalamiyah terj. Jakfar Amir. Pekalongan: Raja Murah.
Departemen
Kebudayaan dan Pendidikan. 2006. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Naisabury,
Abul Qosim Abdul Karim Hawazimqusyairi. 2010. Risalatul Qusyairiyah (terj.).
Yogyakarta: Darul Khoir.
[1] Departemen Kebudayaan dan
Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 483.
[2] Thohir bin Sholeh al-Jazairi, Jawahirul Kalamiyah terj. Jakfar Amir,
(Pekalongan: Raja Murah, 2008), hlm. 40.
[3] Abul Qosim Abdul Karim
Hawazimqusyairi Naisabury, Risalatul
Qusyairiyah (terj.), (Yogyakarta: Darul Khoir, 2010), hlm. 353.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar